AKU DAN KAU Pagi itu, ketika matahari hadir dari ujung timur dunia, kembali menyinari pinggiran selatan kota Jakarta. Tanda dimulainya kesibukan hidup diawal pekan ini. Kuhirup kembali udara yang terasa sejuk namun mungkin sudah terkontaminasi oleh asap-asap mesin jalanan. Terbangun dari mimpi aneh malem itu, membuka mata dan mengingatkanku akan satu hal yang tak sengaja terlupakan. Terasa berat sekali melawan gaya gravitasi bumi yang ada diranjang empuk nan nyaman, pagi itu. Hati ini terasa bebas tanpa beban karena tak ada kelas, aku tuangkan beningnya genangan yang ada didalam galon ke dalam gelas kecil untuk memuaskan kerongkongan ini. Dengan paras serta rambut yang masih lecek seperti jemuran yang belum di gosok, aku pun membawa diri ini kedepan hidangan santapan pagi. Porsi ringan namun kaya akan gizi. Hangatnya hidangan tersebut, tak sehangat rasa kekeluargaan dimeja lonjong saat kita duduk bersama untuk menggigit sendok masing-masing. Seiring berjalannya waktu, m