Ada Kalanya kita
harus berdiri tegar diantara mimpi-mimpi yang rapuh dan berdamai dengan
kenyataan. Terkadang nuansa hati ini rapuh tapi tak pernah patah!
Dengan cinta
ditangan kanan dan kalkulator ditangan kiri serta dengan ditandai rintik-rintik
hujan yang syahdu dibalik jendela kamar, saya nyatakan skripsi “DIMULAI”
–baru dimulai-
–baru dimulai-
Desiran angin bercampur air terus mengetuk-ngetuk jendela, malam semakin larut ketika
tanda-tanda kehidupan mulai terhenti, dikamar ini seorang pemuda berkumis tipis
mulai menari-narikan jarinya pada laptopnya setelah hidayah datang untuk
menyelesaikan tugasnya sebagai Mahasiswa tingkat akhir. Belum terlambat! Dipandang
dari waktu normalnya masa kuliah empat tahun, namun sudah tertinggal! Ketika dipandang
dari lingkungan angkatan satu persatu sudah menjalani sidang skripsinya. Pemuda
yang mulai tumbuh sedikit jenggotnya tetap optimis menghadapi ujian didepan
matanya.
Pemuda yang dinilai sekarang mulai gemuk oleh teman-teman lamanya pun tetap saja menikmati hidupnya. Akhir-akhir ini beberapa buku ia baca –buku filsafat, buku memaknai sebuah perjalanan, biografi tokoh- mengikuti berita sekitar politik, sosial, umum dan bahkan terlarut dalam kandasnya sebuah percintaan membuat banyak pertanyaan dalam kepalanya. Namun itu tak menggoyahkan dan tak mengganggu langkahnya untuk sekedar memindahkan tali toga dari kiri ke kanan.
Ditengah-tengah kekotoran politik yang dipertontonkan secara vulgar dalam media-media serta pelakunya yang tak malu-malu saling menikam. Mereka-mereka itu adalah politisi, bukan murni abdi Negara dan selalu ada pamrih di setiap kebaikan pun kebijakan. Demi sebuah kepentingan diranah politik terkadang kebohongan yang diulang-ulang secara terus menerus akan diyakini menjadi sebuah kebenaran. Sangat miris!!! Tidak ada hukum yang tidak melanggar ‘Hak Asasi Manusia’ terkadang –selalu- menindas secara sepihak! Ya, itulah keadilan manusia!
Ketika terlalu menikmati
kegiatan/hobi dalam sebuah wadah yang mengasah skill dibilang “aktivitas
santai-santai”. Ketika terlalu menikmati pekerjaan/magang dibilang “hanya
main-main”. Ketika mulai menggeluti pelajaran tetap dibilang “pura-pura belajar”.
Sebenarnya apa yang sedang dipikirkan oleh komentator? Haruskah menunjukan
keluh kesah dan mempertontonkan kesedihan, baru komentator menilai “oh lagi
mengasah skill”, “oh lagi cari pengalaman”, “oh lagi berjuang menuntut ilmu”. Hahaha!
Dangkal sekali.
Hidup ini bukan sekedar cerita sinetron, berhentilah mendramatisir keadaan dan bersyukurlah, ketika tiada lagi bahu untuk bersandar setidaknya masih ada lantai untuk bersujud, Pergilah kasih kejarlah keinginanmu! Itulah aku, raihlah mimpimu! Waktu berlalu, kenangan memudar, perasaan berubah, orang-orang meninggalkan dan ditinggalkan tapi hati takkan pernah melupakan. Sepi ini mengabdi mendekap indah seluas musim rindu, merintik menjelma embun disudut matamu cinta.
Ruang 3x6 meter
ini akan menjadi saksi bisu sekaligus tempat berpeluh dan tak pernah lelah
menuntaskan senyuman lebar kedua orang tua, bismillah! Berantakan, selalu! Namun
kenyaman yang ditawarkan sangat memanjakan kisah pemuda yang mulai memasuki
zona kebingungan. Dua jendela besar selalu terbuka memberikan kesempatan untuk
udara baru masuk dan keluarnya asap dari bungkusan tembakau, meja kecil berdiri
disudut menopang dokumen serta barang-barang, warna dinding hijau dan kuning hasil
dekorasi arsitek –adenya ibu- entahlah filosofinya apa, Cuma mereka yang tau.
Sebenarnya sangat sederhana, disuatu saat hanya
ingin menikmati garis merah yang memudar dilangit bersama seseorang yang
ditakdirkan bukan hanya menghangatkan hujanku, tapi juga menyejukkan kemarauku.
Untuk siapapun kau disana, yang tidak ingin disebut kekasih terlalu dini,
bersabarlah! Skenario Tuhan belum sampai kepada cerita dimana kita yang
bersyukur ketika dikutuk karma bernama cinta!
Pemuda yang
akhir-akhir ini sering tidur hampir pagi dengan entah apa yang dia kerjakan di
malam-malamnya, penuh tekad menyelesaikan tugas akhirnya. Lancar dan memuaskan
adalah harapannya. Hadapi dan nikmatilah pejuangan ini! Skripsi~
Komentar
Posting Komentar