from; googling |
Ketika area pendidikan
mereka ubah menjadi ladang keuntungan ekonomi, seperti kehausan akan uang, hati nuraninya telah
tertutup. Ketika kawan dia anggap menjadi lawan, karena merasa bisnisnya
tersaingi atau ladangnya tak subur lagi. Ketakutan materi membuatnya menusuk
lawan dengan cara licik seperti pecundang yang kehabisan akal!
Mereka ditempat ini,
orientasinya adalah mencari uang, mencari nafkah rumah tangga dan kita di
tempat ini untuk menimba ilmu dan mengasah skill. Namun mengapa mereka
beranggapan bahwa dirinya terasa terganggu? Apakah ini adalah wujud dari
ketakutan yang berlebihan dari mereka karena ladang ekonominya mulai merasa
tersaingi?
Kita membuat sebuah
event sebagai pembelajaran sekaligus menambah jam terbang atau pengalaman
semata serta pula membantu promosi ‘area pendidikan’. Mereka membuat event
sebagai mata pencaharian atau motiv ekonomi. Motiv tujuan yang berbeda namun event yang
kita dan mereka lakukan hampir sejenis, mungkin karena itulah mereka melakukan
strategi licik sebagai jalur pintas menikam kita.
Mereka lemparkan issu,
mereka bungkam suara kita, mereka taruh perusak kepercayaan para pelaku ‘area
pendidikan’ terhadap kita. Agar kita seolah-olah terlihat rusak dan mereka tak
ada saingan sehingga memuluskan mereka mendapatkan ladang ekonomi di area yang
seharusnya untuk pendidikan. Mereka jadikan issu tersebut sebagai senjata!
Ya! Sangat bodoh sekali
mereka! Mereka pikir tikaman mereka dengan issu tersebut membuat kami terjatuh
tak berdaya bergelimangan darah? Mereka salah! Kami bahkan akan lebih kuat, dan
lebih dasyat! Tikaman itu membuat kami memutar otak lebih brilian! Selamat datang
dan selamat berperang, hay (pejuang lauk pauk)!
Komentar
Posting Komentar