*Judul hanya sebuah
kiasan (bukan makna sebenarnya) sebagai sarkasme apa yang terjadi saat
ini*
Ketika sebuah kertas putih yang
lebar terdapat satu titik kecil tinta. Coba kalian lihat dan berikan komentar
apa yang anda lihat? Jawabannya pasti kebanyakan pelihat hanya melihat titik
kecil tinta tersebut, dan sedikit yang sadar bahwa masih luas kertas putih
sisanya yang memang putih. Mungkin itu sudah kodrat pola pikir umumnya bahwa
manusia kebanyakan hanya cendrung menilai dari sisi negative walaupun secuil
dan sekejab melupakan penilaian dari segi positive.
Mungkin itu pula latarbelakang pola pemikiran terbentuknya nama kota "SALATIGA", seharusnya namanya kota "BENERTUJU", karena lebih banyak benernya dari pada salahnya, tapi mengapa hanya fokus pada salahnya?
Lupakan hiperbola pada paragraph pertama dan rileksasi kata candaan paragraph 2, setelah memahaminya, tarik
nafas dan buang perlahan untuk melanjutkan paragraph selanjutnya……
Kesalahan adalah sebuah hal yang
harus dipertanggung jawabkan dengan konsekuensi yang ada, cobalah untuk
memperbaiki atas kesalahan tersebut. Setabah nelayan menembus badai, seikhlas
karang menunggu ombak, dan bersikap seperti lautan, begitu kata bang Iwan Fals
dalam lirik lagunya yang berjudul Sang Petualang.
Namun yang menjadi permasalahan
adalah ketika kau melakukan kesalahan yang dinilai lebih kecil (perumpamaan
Grepe), daripada tuduhan kesalahan yang lebih besar (perumpamaan Memperkosa),
kau mau berbuat apa? Tuduhan tanpa bukti, tanpa saksi, dan tanpa kau melakukan
hal yang dituduhkan tersebut! Seperti polisi mau naik pangkat dengan kasus titipan namun salah
tangkap, tapi tetap dihukum, memang tragis!
Semua orang dipaksa mengkonsumsi
semua issue, dan kau menjadi kambing hitam yang sangat memalukan. Alhasil orang
pengkonsumsi issue berubah pandangan menjadi sebelah mata saat memandang kau. Relasi,
masa depan, kesempatan pun menyempit, ah menyedihkan sekali kau ini!
Tarik nafas kembali, jangan coba berasumsi kalau belum memahami, baca
kembali, baru lanjutkan…
Kau seperti diperkosa hak-hak
sewajarnya. Kau seperti ditutup dari kesempatan yang ada. Saat orang-orang
pengkonsumsi issue hanya berbicara atas tuduhan yang tak kau lakukan itu. Kau pasti
akan terus bergerak menuju keadilan yang nyata, walau kau tak mungkin bisa
menutup issue yang terlanjur tumpah secara sempurna atau kau tak bisa merapikan
dengan sempurna kertas yang sudah lecek.
terus bergerak dengan tenang, kesenangan
kan datang dalam setiap kesabaran, terus percaya. Berulang dihajar kau tak 'kan
gemetar, berulang ditinju kau harus terus melaju. Ini adalah sebuah keikhlasan
yang belum kau ikhlaskan……
selesai paragraph akhir, cobalah untuk lebih lama pandangi diri sendiri
dalam cermin.
Komentar
Posting Komentar