Langsung ke konten utama

Postingan

PETUALANGAN?

Aku selalu bertanya-tanya tentang arti petualangan. Apakah petualangan tentang mengabaikan rumah untuk dianggap gagah? Apakah petualangan tentang menyendiri untuk keangkuhan diri? Apakah petualangan tentang meninggalkan gemerlap kota untuk menikmati keindahan alam? Aku akan membiarkanmu masuk ke dunia rahasiaku. Dunia magis yang penuh imajinasi. Hanya ada keindahan dan kesederhanaan. Dimana, Bahaya menjadi teman, kesedihan berubah menjadi sukacita. tak ada kebencian, hanya ada cinta. Ini adalah dunia, aku ingin hidup selamanya. Dimana pada suatu hari, aku bisa terbang dan menyentuh langit. Dilain hari, Aku bangun dan merasa bebas, untuk bermain di lautan, desa, bahkan di puncak gunung. Aku harap, aku selalu ingat. Betapa magisnya dunia ini setelah aku tumbuh dewasa nanti. Aku  tidak tahu. Bisakah aku berpaling dari itu? Aku rasa, hatiku sangat mencintainya. Kini aku sadari, petualangan adalah tentang menghilang untuk menemukan
Postingan terbaru

JEJAK DALAM KABUT

Ditengah kabut dengan jarak pandang yang terbatas, aku terus menapaki langkah yang entah kemana tujuan itu. Namun yang pasti aku telah memimpikan dan memperhitungkan kemana arah tujuanku berjalan. Tak ada lagi yang lebih indah daripada menikmati setiap detik keringat dan luka atas usaha yang kulakukan.                 Dunia ini memang sudah sangatlah aneh, dunia yang terlihat hijau tapi lucu. Dunia hitam tapi indah. Aku terus berjalan terus hingga jauh dan belum memilih untuk singgah, karena disitulah “anda akan menemukan kebenaran” begitu kata Albert Camus. Kebenaran yang mana yang aku caripun, aku tak tahu. Aku selalu jatuh hati untuk mencari sesuatu tanpa rasa tahu, yang akhirnya aku menemui rasa tahu itu sendiri.                 Aku sedang tidak menghakimi ambisiku sendiri, tapi aku sedang memahaminya. Sampai tak satu setanpun yang memahami diriku dari aku sendiri. Aku selalu risih ketika situasi terpaksa mendikte disposisi diri ini. Biarpun badai kabut menerjang be

ZAMAN KITA SENDIRI, MANUSIA DIKUTUK UNTUK BEBAS

Jam weker menunjukan jam 3 dini hari. Seorang pria berbaring menatap langit-langit kota Malang. Dia berusaha membiarkan khayalannya terbang bebas. Setiap kali selesai dengan satu rangkaian pemikiran, dia berusaha untuk bertanya kepada dirinya sendiri, mengapa. Mungkin ada sesuatu yang dia usahakan untuk menemukannya? Kalau saja dia tidak bisa menikmati gelapnya dunia, dia mungkin telah menyelinap ke dunia impian. Sedikit menakutkan pikirannya. Semakin santai dan semakin terbuka dirinya terhadap pemikiran-pemikiran serta imaji-imaji yang datang dengan bebas, semakin dia merasa seakan-akan dia berada di gubuk dekat danau kecil di tengah hutan. Pria tersebut sendirinya sedang merancang beberapa kejutan, tapi apakah dia dapat mengontrol dirinya sendiri sepenuhnya? Apakah kesadaran itu? Bukankah itu salah satu teka teki terbesar alam raya? Apa yang membuat kita “ingat” segala sesuatu yang telah kita lihat dan alami? Dia menutup matanya sebentar. Lalu dia membuka

MENGGARUK KESELURUH BAGIAN YANG GATAL

“Bahagia itu sederhana, bisa menggaruk keseluruh bagian yang gatal” Aku, pengguna raga yang sudah 24 tahun lamanya. Jangka waktu yang konon katanya memasuki tahap pengakuan sebagai orang dewasa. Yang katanya pula, sudah memasuki fase pendewasaan pikiran dalam hidupnya. Tapi aku kira, pikiranmu akan menuntun pada titik kegalauan, titik antara keinginan dan kenyataan. “Dititik tertentu dalam kehidupan, kita kehilangan kendali atas apa yang terjadi, dan hidup kita kemudian dikontrol oleh nasib atau takdir. Itulah kebohongan terbesar dunia!” “Kita semua harus menerima kenyataan, tapi menerima kenyataan saja adalah pekerjaan manusia yang tak mampu lagi berkembang.” – Pramoedya Ananta Toer Fenomena yang akan kamu alami pertama adalah “Serangan Undangan”. Ketika teman perempun dipersunting oleh laki-laki yang lebih tua darinya dan ketika teman laki-laki yang telah siap dan memberanikan diri untuk menikahi pasangannya. Dilain arah serangan itu pula akan dilancarkan oleh o

ABU-ABU, BURUNG TERBANG ENTAH KEMANA?

“Akulah abu-abu..” Ketika warna menjadi keindahan bagi mereka. Malam ini, kegelisahanku mengental dalam darah, merasuki kesetiap rongga-rongga tubuh dan memperlambat otak bekerja dalam menginstruksikan langkah kaki. Teruslah lukai aku sampai kegelisahan dalam darah keluar dan habis perlahan, sehingga tergantikan oleh produksi darah-darah baru. “Akulah abu-abu..” Diantara fanatisme putih dan ekstrimisme hitam. Malam semakin larut, semesta bertransformasi. kutemui kabut menebar imajinasi, kupacu detak jantung dan kurasakan irama detaknya. Kucoba fokuskan diri dalam melawan gravitasi. kubentangkan sayap dan perlahan terbang mengudara, senyumku tersadar aku hanya merayap dalam gelap. Organ-organ seakan tak siaga dan hilang kendali. Aku terlelap tanpa ucapan indah sampai esok hari. “Akulah abu-abu..” Saat kontras dan pencerahan menjadi kunci pertunjukan. Aku merasa hidupku tidak hanya sekali, tapi hidupku berkali-kali setiap hari, setiapku membuka mata pada

TULISAN NGANTUK, BERJUDUL KECOA TERAKHIR

“Kisah tentang Preman Gang, yang brutal tapi sayang mama…” Oktober, 12 tahun lalu terjadilah saat-saat bersejarah, sebuah moment emosional dan sangat menyentuh hati yaitu mengikrarkan sebuah janji absurd dan terbentuknya sebuah kelompok preman gang (sebut saja kelompok KECOA TERAKHIR), yang berawal dari empat orang pemuda. Dan sekarang sudah mempunyai jutaan anggota kecoa-kecoa yang lain. “Preman”;  berarti manusia bebas, terkenal kejam dan “Gang” dalam kamus bahasa Indonesia berarti; jalan kecil dikampung-kampung dalam kota / lorong-lorong. Tanpa panjang lebar, karena ada ngasih tantangan / request / minta diceritain / cari cerita / jiplak / karang, gimana sih kisah memilukan, duhulu awal empat pemuda bisa ketemu. Nih gua kasih tau. Baca sampe abis. Kalo udah abis, tambah~ Terbentuknya KECOA TERAKHIR itu bermula dari empat pemuda dengan latar belakang kelam, mencekam dan sangat sulit dibayangkan dengan akal sehat, tapi kalau kalian masih coba untuk membayangkannya, j

JAKARTA, MUSIM PENGHUJAN DIAKHIR OKTOBER

Wangi aroma tanah naik saat rintik hujan mulai membasahi tanah yang kering, hangat dan baunya sangat khas. Hujan itu rintik, rintik membawa ketenangan, rintik yang memanggil kembali kenangan, dan juga rintik yang membuat rindu. Rindu untuk mengisi blog misalnya. Sudah cukup lama rasanya jari ini tidak menari-nari, merangkai kalimat demi kalimat untuk membentuk sebuah bacaan absurd. Jakarta .. saat ini sedang ingin di peluk terus menerus, lagi-lagi karna rintik itu. Matahari hanya beberapa saat mengintip dan kemudian menghilang. Esok harinya pun seperti itu. Tidak heran bunga-bunga sedang merekah-rekahnya saat ini. Ada yang dibuat tenang ada pula yang dibuat resah. Rintik tidak selalu di anggap baik bagi sebagian pandangan, rintik juga dapat memanggil kesedihan yang dulu, rintik membuat luka kering menjadi basah kembali, apalagi rintik di sabtu malam, sepasang kekasih yang sedang romantis-romantisnya memandang langit melihat bintang akan mengeluh ketika rintik itu jatuh p