Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2013

ABSTRAK

^_^ Setitik cahaya terangi senyumanku hari ini Hanya setitik kecil tapi memberikan harapan yang besar Bangkitkan semangat dalam diri Lagu sendu terputar dimalam yang biasa saja Dilorong sunyi, selimut putih terlipat rapih Suara jejak langkah semakin mendekat berikan setitik harapan Terangnya purnama hangatkan suasana Bintang-bintang hadir berikan senyuman terindahnya Gelap tak kan berarti ketika terang dihati ini abadi Terbangun dari mimpi dipasir-pasir putih Gemuruh ombak hiasi semangat yang dimulai Terbangun dari peti mati dengan karakter yang tak boleh mati Terasa sangat mesra tapi kosong Bergerak ubah pucuk-pucuk mimpi menjadi nyata Hembusan angin membelai diri Lambaian-lambaian hijau diatas sana Udara segar hasilkan pikiran jernih Kesetiaan matahari yang tak lelah hangatkan kehidupan Berjalan mencari mimpi-mimpi itu Entahlah dimana dia berada Mungkin ada, atau mungkin  hanya pemanis saat mata terpejam Jika cinta bisa

LINTAS BUDAYA

makan siang di cibuleger Saya mengenal orang Baduy berawal dari Sekretariat UKM Pecinta Alam di suatu Universitas swasta di Jakarta. Kebetulan hampir sebulan dua kali, bahkan lebih orang-orang Baduy itu sering singgah di sekretariat untuk menginap. Tujuan perjalanan mereka di Jakarta adalah untuk menjual hasil kerajinan dan kekayaan alam daerahnya, seperti; kerajinan tas, kalung, kain, baju, madu hutan, gelang, batik dll. Semacam mengejar konsumen di kota ini, mereka rutin ke kota ini dan kebetulan saya sering menemani mereka bila singgah dan menginap. santai bareng di sekretariat Awal pertemuan dengan orang Baduy memang terlihat sangat aneh dan mungkin sedikit ada rasa takut dan mistis, tapi itulah tampilan mereka yang khas memakai ikat kepala putih, baju dan celana yang berganti hanya warna hitam atau putih serta tas mereka yang terbuat dari bahan, berjalan menelusuri tujuan dengan berjalan kaki tanpa alas kaki. Bila dibandingi dengan kebiasaan masyarakat kota, mereka

SPIK AJA DULU..

What Are You Doing, Friend???? Mari bersama-sama kita berikan hormat yang paling tinggi kepada orang-orang yang memang sangat ingin dihormati, berdiri dan angkat topi anda...   Slow-slow tapi pasti, itulah watak dan kebiasaan seorang petani harapan bangsa. Sebut saja namanya “kirun”. Walaupun jasanya sangat besar akan tetapi tetap saja si Kirun dipandang sebelah mata oleh orang-orang dinegaranya. Bekerja tak kenal lelah demi memenuhi pangan di negaranya, untung tak seberapa, hidup seadanya, dan selalu berjalan nunduk dihadapan orang-orang besar disekitarnya. Begitulah kisah hidup sehari-hari si Kirun, adakah yang mungkin merasakan besar   jasanya untuk negri ini? Adakah yang menghormati dan menghargai beliau? Yasudahlah... Kirun mempunya tetangga bernama “Larjo”, sehari-harinya dia abdikan dirinya untuk memberikan ilmunya kepada tunas-tunas bangsa. Walaupun gaji tak seberapa tapi abdinya tak kenal hitungan matematika. Dalam usaha dan doanya, beliau selalu berharap t