Langsung ke konten utama

KALIMAT

BAB I
PENDAHULUAN

Bahasa merupakan satu kata yang sederhana namun besar peranannya bagi kehidupan kita, karena bahasa adalah alat komunikasi bagi kita semua dan tanpa adanya bahasa manusia akan sulit berinteraksi dengan orang lain. Coba kita bayangkan seandainya di dunia ini tidak ada bahasa, bagaimana seseorang akan berinteraksi dengan orang lain, lalu bagaimana seseorang akan menyampaikan perasaannya atau sesuatu yang ada di pikirannya kepada orang lain, tentu akan sulit bukan.
Menurut jenisnya, bahasa dibagi menjadi dua yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Bahasa lisan adalah bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari hari, bahasa jenis ini terikat ruang dan waktu serta dipengaruhi oleh intonasi dan mimik wajah. Sedangkan bahasa tulis adalah kata kata dalam bentuk tulisan yang terikat dengan kaidah kaidah penulisan yang ada seperti huruf capital, tanda baca.dll.
Selain sebagai alat komunikasi, seorang ahli bahasa yang bernama Ferdinand De Saussure mengatakan bahwa bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol, karena dengan bahasa setiap kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain. Begitu juga dengan Negara Indonesia yang terdiri dari beberapa kepulauan dengan berbagai suku dan daerah tempat tinggal yang memiliki ciri khas bahasa dari daerah masing masing, namun dipersatukan dengan bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia.
Berbicara tentang Bahasa Indonesia, pasti sebagian besar masyarakat sudah mengerti dan dapat menggunakan bahasa tersebut dengan lancar. Namun apakah bahasa yang digunakan sudah sesuai dengan tata bahasa yang ada, terutama untuk bahasa tulis yang notabene nya terikat dengan berbagai kaidah kaidah penulisan yang ada. Penggunaan tata bahasa dapat dikatakan baik apabila kita menggunakan kalimat efektif dalam melakukan interaksi antara satu sama lain baik itu secara tulis atau lisan.
Sebelum kita mengenal lebih jauh mengenai kalimat efektif maka kita harus mengetahui tentang kalimat itu sendiri. Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata/rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang  lengkap. Kalimat adalah  satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan seseorang secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Jadi apabila  terdapat kalimat yang hanya dapat dimengerti oleh si pembuat kalimat berarti kalimat tersebut bukanlah kalimat efektif. Selain itu kalimat efektif merupakan kalimat yang terdiri dari kata kata yang memang perlu dimasukkan, tidak berlebihan, atau dengan kata lain tidak bertele tele.
Dewasa ini, masih banyak sekali masyarakat yang tidak menggunakan kalimat efektif dalam kehidupan sehari hari contohnya saja dalam pembuatan makalah, skripsi, undangan.dll. sehingga agak sulit bagi kita untuk benar benar mengerti maksud dan tujuan dari si pembuat kalimat tersebut. Dari keadaan yang seperti inilah, maka penulis tertarik dan berniat untuk membahas hal hal yang berhubungan dengan kalimat efektif mulai dari pengertian, ciri khusus sampai dengan contoh contoh kalimat efektif, dengan demikian kita akan semakin dapat menggunakan Bahasa Indonesia secara baik dan benar.



BAB II
PEMBAHASAN

Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca  seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis[1]. Atau dengan kata lain kalimat efektif merupakan kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain. Jadi jika suatu maksud dari sebuah gagasan dapat dimengerti dan dipahami apa yang dimaksudkan oleh penyampai gagasan tersebut oleh orang lain maka barulah kalimat tersebut dapat disebut sebagai kalimat efektif. Sebuah kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi agar kejelasan kalimat tersebut dapat terjamin.

Ciri-ciri kalimat efektif adalah sebagai berikut ;
a)      Memiliki unsur penting atau pokok, minimal unsure SP.
b)      Taat terhadap tata aturan ejaan yang berlaku.
c)      Menggunakan pilihan kata yang tepat.
d)     Menggunakan kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis dan sistematis.
e)      Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.
f)       Melakukan penekanan ide pokok.
g)      Mengacu pada kehematan penggunaan kata.
h)      Menggunkan variasi struktur kalimat.

Kalimat efektif memiliki syarat-syarat berikut ;
a)      Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
b)      Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.

Sebuah kalimat yang efektif juga mempunyai ciri khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa. Dibawah ini penjelasan dari ciri-ciri khas tersebut.

A.                Kesepadanan
Kesepadanan adalah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang digunakan. Kesepadanan kalimat tersebut dapat terlihat dari kesatuan gagasan yang kompak dan perpaduan pikiran yang baik.
 Kesepadanan sebuah kalimat dapat terlihat dari ciri-cirinya, dan ciri-cirinya seperti penjelasan dibawah ini.
1.      Kalimat tersebut mempunyai subjek dan predikat yang jelas. Ketidakjelasan sebuah subjek maupun predikat dari sebuah kalimat dapat membuat kalimat tersebut menjadi tidak efektif. Kejelasan sebuah subjek maupun predikat dalam sebuah kalimat dapat dilakukan dengan cara menghindarkan penggunaan kata depan seperti di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.
Contoh:
a)      Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini yang harus membayar uang kuliah. (salah)
b)      Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (benar)

2.      Tidak terdapat subjek ganda.
Contoh:
a)      Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen. (salah)
b)      Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen. (benar)

3.      Tidak menggunakan kata penghubung intrakalimat pada kalimat tunggal.
Contoh:
a)      Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b)      Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.

Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, ubahlah kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antarkalimat, sebagai berikut:

a)      Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
atau
Kami datang terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b)      Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
atau
Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda motor Suzuki.

4.      Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang
Contoh:
a)      Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu. (salah)
b)      Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. (benar)

B.                 Keparalelan
Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan atau penggunan imbuhan dalam kalimat tersebut. Yang dimaksud dengan kesamaan bentuk kata tersebut adalah jika bentuk pertama menggunakan nomina maka bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakan nomina. Dan jika bentuk pertama menggunakan imbuhan me- maka bentuk kedua dan seterusnya juga menggunakan imbuhan me-.
Contoh:
Kegiatan akhir dari percobaan itu adalah menyusun laporan, kelengkapan materi yang harus dilampirkan, penggambaran tahap-tahap kegiatan, dan simpulan hasil pengujian.
Ketidakefektifan kalimat tersebut, karena memparalelkan jenis kata menyusun, dengan kelengkapan, penggambaran, dan simpulan. Kalimat tersebut memparalelkan “kegiatan” sebagai verba, maka kata lainnya seharusnya menggunakan verba. Misalnya, kata menyusun seharusnya berfaralel dengan melampirkan (materi secara lengkap), menggambarkan (tahap-tahap kegiatan), dan menyimpulkan (hasil pengujian). Bandingkanlah dengan kalimat di bawah ini.
Kegiatan akhir dari percobaan itu adalah menyusun laporan, melampirkan materi secara lengkap, menggambarkan tahap-tahap kegiatan, dan menyimpulkan hasil pengujian.

C.                 Ketegasan
Ketegasan atau penekanan adalah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok atau gagasan utama kalimat tersebut. Dalam sebuah kalimat terdapat ide pokok yang perlu ditonjolkan dengan cara memberi penegasan atau penekanan. Terdapat berbagai cara untuk membentuk penekanan pada sebuah kalimat.

1.      Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah presiden mengharapkan.
2.      Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
Seharusnya:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.



3.      Melakukan pengulangan kata (repetisi)
Contoh:
Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
4.      Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
5.      Menggunakan partikel penekanan (penegasan)
Contoh:
Saudaralah yang bertanggung jawab.

D.                Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat dalam penggunaan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu atau tidak penting. Kehematan bukan berarti harus menghilangkan kata yang dapat memperjelas kalimat tersebut. Penghematan yang dimaksudkan di sini memiliki arti penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, selama tidak menyalahi kaidah tata bahasa.

Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.
1.      Penghematan dapat dilakukan dengan cara mengilangkan pengulangan subjek.
Contoh                        : Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Perbaikan        : Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
2.      Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
Contoh                        : Ia memakai baju warna merah.
Perbaikan        : Ia memakai baju merah.



3.      Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Contoh                        : Dia hanya membawa badannya saja.
Perbaikan        : Dia hanya membawa badannya.
4.      Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Contoh                        : Para tamu-tamu
Perbaikan        : Para tamu

E.                 Kecermatan
Kecermatan yang dimaksudkan adalah bahwa kalimat tersebut tidak menimbulkan penafsiran ganda dan tepat dalam pemilihan kata.
Contoh :
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah. (kalimat 1)
Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan. (kalimat 2)

Kalimat 1 memilikimakna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguran tinggi.
Kalimat 2 memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.

Perhatikan kalimat berikut.
Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.

Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu diceritakan dan menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi. Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.




F.                  Kepaduan
Kepaduan yang dimaksudkan adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat tersebut sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah.
1.      Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris. Oleh karena itu sebaiknya menghindari kalimat yang panjang dan bertele-tele.
Contoh :
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak keluar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab.
Seharusnya:
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang telah meninggalkan rasa kemanusiaan dan yang secara tidak sadar bertindak keluar dari kepribadian masyarakat Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab.
2.      Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
Contoh :
Surat itu saya sudah baca.
Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.

Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan verbal. Seharusnya kalimat itu berbentuk
Surat itu sudah saya baca.
Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
3.      Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Perhatikan kalimat ini :
Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.
Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat.
Seharusnya:
Mereka membicarakan kehendak rakyat.
Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.

G.                Kelogisan
Kelogisan adalah ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Atau dengan kata lain kalimat tersebut tidak menimbulkan persepsi atau maksud yang berbeda dari yang dimaksudkan oleh penulis atau pembicara.
Perhatikan kalimat dibawah ini.
Waktu dan tempat kami persilahkan.
Untuk mempersingkat waktu, kita teruskan acara ini.

Kalimat itu tidak logis (tidak masuk akal). Yang logis adalah sebagai berikut :
Bapak Menteri kami persilahkan.
Untuk menghemat waktu, kita teruskan acara ini.



BAB III
PENUTUP
Kalimat efektif mengungkapkan pikiran atau gagasan seseorang yang disampaikan sehingga dapat dipahami oleh orang lain.Untuk membuat kalimat efektif tidaklah mudah karena kalimat efektif mempunyai beberapa karakteristik dan syarat tertentu untuk dapat menjadi sebuah kalimat efektif yang baik .Beberapa kesalahan yang banyak ditemukan  dalam kalimat efektif sebagai berikut,( 1 ) ketidaklengkapan unsur kalimat,( 2 ) kalimat dipengaruhi bahasa inggris,( 3 ) kalimat mengandung makna ganda,( 4 ) kalimat tidak logis,( 5 ) kalimat dengan struktur rancu.





DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E.Zaenal dan Tasai, S.Amran . 2009 . Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi . Edisi Revisi . Jakarta . Akademika Pressindo





[1] E.Zainal Arifin dan S.Amran Tasai . Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi . Edisi Revisi . Jakarta . Akademika Pressindo . 2009 . hal.97

Komentar

Postingan populer dari blog ini

STUDI KASUS AXEON N.V

STUDI KASUS AXEON N.V : PENGENDALIAN TINDAKAN, PERSONEL DAN BUDAYA Makalah yang disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Sistem Perencanaan dan Penegendalian Manajemen Semester VII/2014 Disusun Oleh: Ade Martika Sari        11121026 Ikrom F.I                     11121070 Luthvika                      12121033 Jurusan Akuntansi  UNIVERSITAS TIR L OGI JAKARTA 2014 KATA PENGANTAR             Puji syukur Penulis  ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang karena atas tuntunan-Nya yang telah memberi rahmat dan hikmat-Nya kepada penulis untuk dapat menyelesaikan makalah ini tentang kasus Axeon N.V ; Pengendalian Tindakan, Personel dan Budaya sebagai syarat pemenuhan nila...

DUA RIBU SEBELAS

Universitas Trilogi d/h STEKPI, 2011 Apa yang dapat menjadikan ribuan pasir menjadi suatu benda yang indah? dan dapat memperindah segalanya? Karena memang tidak mudah menggabungkan ribuan pasir menjadi fragmen-fragmen indah kehidupan. Terlebih karena ‘kebermaknaan’ adalah harga mati dari segala prosesnya. Bisakah kau bayangkan, fragmen-fragmen tersebut adalah ratusan orang yang berasal dari berbagai wilayah dan ideologi yang berbeda, yang kemudian melebur menjadi satu untuk membuat sebuah harmonisasi kehidupan demi mencapai satu kesatuan yang utuh. Lucu rasanya mengingat memori-memori itu. Saat dimana kita canggung berkenalan, tuk berusaha menarik perhatian lawan bicara, memutar otak untuk menghasilkan omongan yang bersahabat. Hingga masing-masing dari kita mengenal satu sama lain. Apa yang membuat seseorang menjadi sangat berarti? Patut disanjung dan layak untuk dikenang? Karena ditempat ini aku menyadari setiap makna akan selalu lahir bersama apapun yang a...

STUDI KASUS PUENTE HILLS TOYOTA

Makalah Diajukan untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen Semester VII /201 4 Disusun oleh (Kelompok 2 ) : Ikrom F.I                           (111210 70 ) Ade Martika Sari              (111210 26 ) Luthvika                            ( 12121033 ) JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS TRILOGI JAKARTA 201 4 KATA PENGANTAR             Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nyalah kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik.           ...