Wangi
aroma tanah naik saat rintik hujan mulai membasahi tanah yang kering, hangat dan baunya
sangat khas. Hujan itu rintik, rintik membawa ketenangan, rintik yang memanggil
kembali kenangan, dan juga rintik yang membuat rindu. Rindu untuk mengisi blog
misalnya. Sudah cukup lama rasanya jari ini tidak menari-nari, merangkai
kalimat demi kalimat untuk membentuk sebuah bacaan absurd.
Jakarta
.. saat ini sedang ingin di peluk terus menerus, lagi-lagi karna rintik itu.
Matahari hanya beberapa saat mengintip dan kemudian menghilang. Esok harinya
pun seperti itu. Tidak heran bunga-bunga sedang merekah-rekahnya saat ini.
Ada
yang dibuat tenang ada pula yang dibuat resah. Rintik tidak selalu di anggap
baik bagi sebagian pandangan, rintik juga dapat memanggil kesedihan yang dulu,
rintik membuat luka kering menjadi basah kembali, apalagi rintik di sabtu
malam, sepasang kekasih yang sedang romantis-romantisnya memandang langit
melihat bintang akan mengeluh ketika rintik itu jatuh perlahan.
Burung-burung
berteduh di bawah atap rumah dan pohon yang rindang, jalanan riuh ramai dengan
suara klakson motor dan mobil, beberapa pengendara motor terlihat seragam mengenakan
jas hujan dengan berbagai warnanya, pejalan kaki dengan gulungan celana
setengah betis lengkap dengan payungnya. Tetangga sebelah kiri dan kanan
menutup dengan rapat pintu dan jendela rumahnya dan memilih untuk terlelap
dengan udara dingin jakarta yang jarang dirasakan.
Itulah sebagian potret aktivitas disaat rintik jatuh dari langit jakarta. Berbeda dengan yang lainnya, aku .. hanya duduk di depan layar laptop sambil mendengarkan beberapa musik Psychedelic Rock, bersama bungkusan –sahabat 12cm- dan susu panas. Tepat di depan jendela terelihat jelas rintik-rintik yang jatuh, berharap rintik dapat memberi jawaban atas pertanyaanku. Rasanya waktu cepat sekali berlalu, dulunya aku masih berlari-larian dengan kaki telanjang bersama teman-teman di kebon belakang rumah, menikmati rintik-rintik yang jatuh dengan sebuah bola plastik dan saling lempar tanah basah.
Mengingat waktu cepat sekali berlalu, seharusnya rintik tidak membuatku menjadikannya salah satu dari seribu jenis alasan untuk berlama-lama dalam keberharapan dan ketidaktertarikan. Karena pada akhirnya rintik nantinya juga akan berhenti, sehingga tidak dapat di jadikan alasan olehku.
“Mengapa masih
ada orang yang terus berdiri tegak dan berteriak lantang padahal sudah terjatuh
berkali-kali ?”
“Mengapa masih
ada orang yang memilih berjalan pelan dengan sebuah kendaraan sedangkan jalan
yang dilaluinya sangat sepi dan kosong?”
“Mengapa masih
ada orang yang bertahan pada pilihannya sedangkan akhir dari sebuah pilihannya
pun belum tentu baik?”
“Mengapa masih
ada orang yang menempuh jalan berkelok sedangkan di sisi lain banyak jalan yang
lurus ?”
Manusia
dan dramanya, pada dasarnya kehidupan memanglah sebuah panggung pagelaran drama
besar-besaran yang telah disusun rapih alur ceritanya dan saling keterkaitan,
di tentukan secara tepat aktor-aktornya begitu pun akhir dari ceritanya. Manusia
sangat pandai menyembunyikan dengan rapih sesuatu yang berasal dari dirinya
sendiri, sedangkan menyembunyikan sesuatu yang berasal dari orang lain mereka
sangat ceroboh. Manusia terlalu pandai berperan seolah-olah seperti malaikat
dan ada pula manusia yang pandai berperan seola-olah dirinya iblis.
Aku
yakin mereka hanya sedang memilih alur ceritanya masing-masing dan memilih
untuk di rekam sebagai aktor yang seperti apa mereka pada akhirnya. Karena
semua Itu hanya soal pilihan, harapan, keyakinan serta kepercayaan.
Hidup
akan terus berjalan, rintik hujan akan terus hadir pada waktunya. Hidup ini
cair, semesta ini bergerak, realitas berubah. Apa yang terjadi satu kali tidak
bakal terjadi lagi, tapi apa yang terjadi dua kali, pasti akan terjadi tiga
kali dan seterusnya.
“Jika kebetulan
terjadi terlalu banyak, apakah kamu percaya itu tidak bermakna?”
“Kenyataan dapat
menghancurkan mimpi-mimpi, tapi kenapa mimpi tidak dapat menghancurkan
kenyataan?”
“Seberapa indah
mimpi, jika tetap mimpi?”
Kita hanya bisa memesan Bir, tapi kita tidak bisa memesan takdir.. Barangkali hidup adalah doa
yang panjang, dan sunyi adalah minuman keras. Cheerrrsss!
Komentar
Posting Komentar