Member:
Aldi Fadila, Akuntansi STEKPI 2009
Hamzah Muhammad Ihsan, Akuntansi STEKPI 2009
Ikrom Fajar Ilahi, FE UNIV.TRILOGI 2011
Rian Anom Riespati, FE UNIV.TRISAKTI 2006
"Bagi Kami Kreasi bukan Tradisi, melainkan harta yang tak terbeli dan bagi kami Jalanan adalah Sekolah."
Sebut
saja perjalanan ini adalah marathon Gunung
atau kebut empat gunung di Sumatera dalam waktu 10 hari. Rencana yang awalnya
terdengar gila dan terpikirkan gimana lelahnya dan sakitnya menjalankan itu
semua? Ga ada waktu istirahatnya? berapa uang yang diperlukan? Namun rasa
khawatir itu mengantarkan kita pada persiapan yang matang, bukan kekhawatiran
yang menghentikan langkah rencana tersebut. Bagaimana mempersiapkan fisik agar
mencapai tujuan, bagaimana mencari uang atau mengolah perjalanan hemat
pengeluaran dan mencari jalan dan persiapan apapun agar hal yang terdengar gila
ini bisa tercapai.
Sebuah perjalanan jauh adalah
impian bagi segelintir orang yang bergiat dalam alam bebas, entah bertujuan
untuk menjelajah, penelitian, mencari pengalaman baru atau tujuan apapun. Meninggalkan
kamar dengan kasur yang empuk dengan ransel berisi persiapan pribadi menuju
suatu tempat jauh diluar kota, luar pulau ataupun luar Negara.
Pada
kenyataannya target awalnya hanya menginjakkan kaki di empat gunung (Gunung
Kerinci, Gunung Singgalang, ‘Gunung Tandike’ diganti Gunung Talang, Gunung
Marapi), namun entah itu keajaiban atau hasil dari nekad dan persiapan matang,
kita sampai di empat gunung plus mencapai
dua danau (Danau Gunung Tujuh dan Danau Singkarak) dan satu air terjun nan
indah didalam hutan (Nyarai Lubuk Alung) serta City Tour Kota Padang. Perjalanan yang Plus ini memang diluar rencana awal, rencana keuangan maupun
rencana kesiapan fisik untuk mencapai tempat tersebut.
Sebuah perjalanan jauh bukanlah hal
mudah dilakukan dengan modal nekad dan keberanian saja, dibutuhkan seni untuk
memperhitungkan semua kesiapan dalam mencapai tujuan. Dari mulai menimbulkan rencana
yang meliputi tujuan perjalanan? berapa waktu yang diperlukan? Kegiatan apa
saja yang dilakukan dalam perjalanan? Dengan siapa perjalanan dilakukan? Setelah
rencana tersebut sudah rampung, barulah menyusun persiapan berikutnya yaitu
persiapan diri yang meliputi kesiapan mental, kesiapan fisik, dan juga kesiapan
materi (Uang). Apakah sudah selesai? Tentu belum. Kita harus mengetahui data
tentang tujuan tempat yang akan kita singgahi dari mulai lingkungan budaya,
iklim, admisnistrasi, dll. Barulah yang terakhir dalam persiapan adalah
melengkapi peralatan apa saja yang akan dibawa untuk menunjang semua rencana
dan pengetahuan akan medan yang akan dituju.
01 Juni 2015
adalah jadwal
keberangkatan pesawat yang sudah di-Booking
sebulan sebelumnya, namun karena entah gangguan apa pada maskapai,
keberangkatan di tunda keesokan harinya. Sungguh merusak rencana ROP (Rencana
Operasional Perjalanan) yang sudah dibuat 10 hari. Karena penundaan ini artinya
kita hanya mempunyai Sembilan hari sisa dalam menggapai target Empat gunung. Namun
untungnya kita belum mem-booking
tiket pulang, sehingga tentative pulangnya.
02 Juni 2015
Berangkatlah pesawat Jakarta-Jambi
dengan waktu satu jam. Sampai Bandara Jambi dilanjut menumpang angkot sampai tempat
travel. Dari tempat Travel di Jambi
sampai kota Sungai Penuh memerlukan waktu 12 jam perjalanan dalam mobil. Dari kota
Sungai Penuh naik angkot sampai ke basecamp Kerinci setengah jam. Intinya pada
hari ini dipenuhi dengan full
perjalanan dan hasilnya adalah kita mahir/jago tidur dengan posisi duduk.
03 Juni 2015
Tepat fajar mulai
menyinari bumi, sampai di basecame pendakian
Gunung Kerinci. Packing peralatan mendaki dan mempersiapkan bahan makanan
setelah matahari tepat diatas kepala, kita mulai mendaki. (Gunung Kerinci).
04 Juni 2015
Mencapai Top Puncak
Kerinci/Atap Sumatera (Target 1), kerinci adalah gunung berapi tertinggi di Indonesia
dengan ketinggian 3.805 Meter Diatas Permukaan Laut (MDPL).
05 Juni 2015
Mencapai Top Puncak
Gunung Tujuh dan menurun sampai ke Danau Gunung Tujuh. Danau Gunung Tujuh
Merupakan danau Tertinggi di Asia Tenggara dengan Ketinggian 1950 MDPL. (Danau Gunung Tujuh). Dan tepat malam hari ini,
kita melanjutkan perjalanan ke Kota Solok dengan waktu tempuh tujuh jam menaiki
mobil Travel.
06 Juni 2015
Mencapai Danau
Singkarak. Merupakan danau terbesar kedua di Sumatera setelah Danau Toba. (nantikan catatan dan Dokumentasi perjalanan
Danau Singkarak di cerita selanjutnya). Dan malam pada hari ini mulai
mendaki Gunung Talang.
07 Juni 2015
Mencapai Top Puncak di Gunung Talang (target 2). (nantikan
catatan dan Dokumentasi perjalanan mendaki Gunung Talang di cerita selanjutnya).
08 Juni 2015
Mencapai Puncak Gunung
Marapi (Target 3). (nantikan catatan dan
Dokumentasi perjalanan mendaki Gunung Marapi di cerita selanjutnya).
09 Juni 2015
Menyiapkan persiapan
mendaki Gunung Singgalang di Kota Solok. Malam pada hari ini mulai Tracking Gunung Singgalang.
10 Juni 2015
Mencapai Puncak Gunung
Singgalang (target 4. mission succes). (nantikan catatan dan
Dokumentasi perjalanan mendaki Gunung Singgalang di cerita selanjutnya).
11 Juni 2015
Stay
di Kota Solok Untuk Melanjutkan ke Kota Padang. Siang hari melanjutkan
perjalanan dari Solok Ke Padang dengan menaiki angkutan kota selama satu jam
setengah.
12 Juni 2015
Mencapai Air Terjun
Nyarai, Pariaman. Air terjun ini merupakan air terjun dengan kolam besar
menyerupai kolam renang alam yang indah di Sum-Bar dan malam pada hari ini City Tour kota Padang. (nantikan catatan dan Dokumentasi perjalanan
Air Terjun Nyarai di cerita selanjutnya).
13 Juni 2015
Stay
di Padang dan malam pada hari ini pulang dengan pesawat Padang-Jakarta. Menutup
perjalan panjang di Sumatera.
Inilah seni dalam sebuah
perjalanan, banyak orang hanya berpandangan dan menilai suatu perjalanan hanya
pada tujuannya saja “Wah si X udah sampai puncak Gunung es”, tapi tidak melihat
bagaimana seni dalam mempersiapkan perjalanan mencapai tujuan tersebut “Wah si
X abis berapa uangnya ya sampai di puncak Gunung es?”, “wah si X latihan
fisiknya seperti apa ya, bisa kuat sampai puncak gunung es?” seni inilah yang
banyak di acuhkan orang sehingga sebuah perjalanan asal dijalankan sering
terjadi gangguan-gangguan yang spele namun berakibat fatal. Jadi siapkan
rencanamu dan matangkan persiapanmu, raih semua moment dan nikmati
perjalananmu!
THANKS TO:
THANKS TO:
Sebuah Perjalanan “Perjalanan
Panjang Lintas Sumatera” dalam menjajaki tempat yang bagi kita asing, pastilah
kita membutuhkan relasi atau kenalan dengan warga di sekitar tempat tersebut –orang
dalam-. Selain memberikan petunjuk untuk memperlancar sebuah kegiatan
terkadang, orang tersebut memberikan rasa aman, perlindungan, maupun memberikan
tumpangan pada kita dalam hal apapun dan patut kita apresiasi bantuan dan
kebersamaannya. Thanks to:
Basecame
Kerinci
Mas Levi (megang plang Kerinci) |
Sebut
saja Bang Levi, berlatar belakang Polisi Hutan, beliau memberikan kesempatan
kepada pendaki Gunung kerinci –siapapun- tidak memandang ras, agama, atau
apapun untuk sekedar bermalam dirumahnya. Suguhan kopi, teh dan makanan
beratpun selalu disajikannya tanpa memberikan tarif. Rumahnya menjadi basecame bagi kita dari tanggal 3-5 Juni
2015 untuk mendaki Gunung Kerinci dan menapaki Danau Gunung Tujuh.
Basecame
Kota Solok
Dodi (Paling Kanan), Mas Novi, Reni, Dian, Fahmi (Paling Belakang) |
Perkenalan
dengan teman-teman di Solok berawal dari Bang Levi yang memberikan kontak Dodi
(Solok) yang mengetahui rencana kita untuk mendaki tiga gunung yang berada di
kawasan Solok, Padang Panjang dan Bukit Tinggi. Alhasil dari Dodi membawa kita
ke suatu tempat/kantor mas Novi dan dikenalkan dengan teman sehobi –mendaki gunung-
Mba Reni, Mba Ipeh, Mas Fahmi, dkk. Alhasil Solok menjadi Basecame kita dari tanggal 6-11 Juni 2015 untuk menapaki danau
Singkarak (Solok), Gunung Talang (Solok), Gunung Marapi (Bukit Tinggi), dan
Gunung Singgalang (Padang Panjang).
Mereka
Menganggap kita seperti kawan lama bahkan seperti saudara sendiri, padahal kita
baru hari itu kenal dan mengakrabkan diri. Terlebih kepada Mas Novi yang rela
mengorbankan pekerjaannya serta terkadang dia begadang karena mengantar dan
jemput kita. Dan kepada yang lainnya di Solok menemani mendaki Gunung Talang
dan membawa kita sampai danau Singkarak.
Basecame
Kota Padang
Mas Taufik (Rambut Gondrong) |
Mas Taufik. Berlatar belakang Mahasiswa Seni di
Universitas Negri Padang yang tak sengaja berkenalan di pos Cadas Gunung
Marapi. Mengetahui rencana kita akan pulang di bandara Kota Padang, beliau
menawarkan kami untuk mampir ke rumahnya. Rumahnya menjadi basecame kita selanjutnya dari tanggal 11 dan 12 Juni. Beliau mengantarkan
kita ke Air Terjun Nyarai dan City Tour
Kota Padang dengan tumpangan dua motornya. Beliau ini juga yang menyempatkan
diri datang dalam kepulangan kita di Bandara Internasional Minangkabau, dan
terakhir pada tanggal 12 juni malam dan 13 Juni kita singgah dirumah Saudara
Bang Aldi –member perjalanan ini- dan mengantarkan kepulangan.
Thanks for all..
Komentar
Posting Komentar